Batik In Motion 2025 Jadi Ajang Promosi Wisata, UMKM, dan Budaya Kota Probolinggo

Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan ruang promosi wisata sekaligus penggerak ekonomi kreatif masyarakat.

Mayangan – Pemerintah Kota Probolinggo menggelar acara Batik In Motion 2025 bertajuk “Gerak dalam Batik, Jelajah dalam Alam: Upaya Peningkatan Ekonomi Kreatif melalui Destinasi Wisata, Batik, Kriya, Sanggar Budaya & Seni serta Kuliner”. Gelaran ini berlangsung selama tiga hari, 19–21 September 2025, di Stadion Bayuangga, Kota Probolinggo.

Jumat sore (19/9), acara bergengsi ini resmi dibuka dengan penampilan spektakuler Line Dance on the Street dan Happy Perform dari komunitas Line Dance Indonesia. Ratusan peserta dari berbagai daerah, mulai Jawa Barat, Jember, Malang, Surabaya, hingga Kalimantan tampil memukau dengan balutan busana batik modifikasi penuh warna. Gerakan yang luwes, energik, dan penuh semangat menjadi simbol kebersamaan sekaligus memperlihatkan keindahan batik Nusantara.

Ketua Dekranasda Kota Probolinggo, dr. Evariani Aminuddin, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan ruang promosi wisata sekaligus penggerak ekonomi kreatif masyarakat.

“Line dance ini bukan hanya olahraga dan seni, tetapi juga alat promosi wisata, kriya, batik, sanggar seni, hingga perhotelan. Kota Probolinggo punya potensi besar sebagai pintu masuk menuju Bromo, bukan hanya tempat transit. Melalui acara seperti ini, wisatawan bisa singgah, berbelanja, hingga menginap di hotel-hotel kota. Tentu hal ini akan mendongkrak perekonomian masyarakat,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya penataan kota agar semakin menarik bagi wisatawan.

“Kalau ingin menjadi kota modern dan idaman, seluruh sudut kota harus rapi. Tingkat hunian hotel bisa meningkat, UMKM berkembang, dan ekonomi masyarakat bergerak naik,” tambahnya.

Sementara itu, Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin memberikan apresiasi tinggi atas gelaran Batik In Motion 2025.

“Saya bangga acara ini diikuti komunitas dari berbagai daerah. Ini bukan hanya hiburan, tapi juga dorongan nyata bagi ekonomi Probolinggo. Batik kita sudah dikenal sejak zaman Belanda tahun 1883. Melalui momentum ini, mari kita naik kelas, memajukan UMKM, wisata, dan budaya," ujar Aminuddin yang menargetkan perputaran ekonomi capai Rp 1,5 miliar.

Dukungan juga datang dari Ketua Umum ULD Indonesia, Lucy Sujadi, yang berterima kasih atas sambutan hangat Kota Probolinggo.

“Probolinggo sangat ramah dan nyaman. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut di berbagai daerah untuk memperkenalkan budaya Nusantara,” ujarnya.

Salah satu peserta asal Yogyakarta, Arin (40), mengaku terkesan dengan pengalaman tampil di Stadion Bayuangga.

“Luar biasa, ini pengalaman pertama kami tampil di atas rumput. Memang lebih menantang dibanding di lantai datar, tapi justru memberi sensasi berbeda. Semoga acara seperti ini bisa rutin digelar dan pesertanya makin banyak,” tuturnya.

Selain menampilkan kreativitas Line Dance Nusantara, acara ini juga menjadi ajang promosi kuliner, kriya, dan produk UMKM Kota Probolinggo. Masyarakat tampak antusias menyaksikan, sementara panggung megah Stadion Bayuangga menjadi saksi semangat kebersamaan dalam menjaga kelestarian batik sebagai warisan bangsa.

Acara turut dihadiri oleh pejabat Pemerintah kota Probolinggo beserta pasangan, hadir pula seluruh karyawan karyawati Pemkot Probolinggo. (vv/pin)

LINK TERKAIT