Dokter Amin Buka Sarasehan Moderasi Beragama, Rajut Kebersamaan dalam Keberagaman

Wali Kota Aminuddin menekankan pentingnya peran para pendidik dan pembina sebagai konduktor atau dirigen dalam menjaga harmoni keberagaman di lingkungan sekolah. Menurutnya, moderasi beragama bukan soal menyeragamkan perbedaan, melainkan menyelaraskan berbagai potensi agar tercipta sinergi seperti dalam sebuah orkestra

KEDOPOK — Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Probolinggo menggelar kegiatan sarasehan lintas agama bertajuk Merajut Kebersamaan dalam Keberagaman dengan Memperkuat Moderasi bagi Pembina dan Pelajar Lintas Agama, Rabu (17/9), di Aula Institut Ahmad Dahlan (IAD), Kelurahan Kedopok, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo.

Kegiatan ini dihadiri pelajar SMA/SMK/MA lintas agama bersama para guru pembina dari berbagai sekolah di Kota Probolinggo. Hadir membuka secara resmi kegiatan tersebut Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, yang didampingi Dandim 0820 Letkol Arh. Iwan Hermaya, Ketua FKUB Ahmad Hudri, Rektor IAD Dr. Beni Indrayana dan Kepala Bakesbangpol M. Sonhaji.

Dalam sambutannya, Wali Kota Aminuddin menekankan pentingnya peran para pendidik dan pembina sebagai konduktor atau dirigen dalam menjaga harmoni keberagaman di lingkungan sekolah. Menurutnya, moderasi beragama bukan soal menyeragamkan perbedaan, melainkan menyelaraskan berbagai potensi agar tercipta sinergi seperti dalam sebuah orkestra.

"Tidak bisa kita memaksakan gitar jadi seruling, atau piano menjadi drum. Tapi dengan aba-aba yang tepat, semuanya bisa menyatu dalam harmoni," ujar Wali Kota Amin.

Lebih jauh, orang nomor satu di Kota Bayuangga ini menyinggung pentingnya pemanfaatan bonus demografi yang akan mencapai puncaknya antara tahun 2025–2045. Ia menegaskan bahwa generasi muda, termasuk para pelajar hari ini, memegang peran penting dalam melanjutkan estafet pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Lalu, Wali Kota Amin memaparkan capaian-capaian pembangunan Kota Probolinggo, termasuk penurunan angka kemiskinan sebesar 0,49 persen dalam 6 bulan terakhir—dua kali lipat dari capaian lima tahun sebelumnya. Ia menegaskan bahwa kemajuan daerah harus ditopang oleh pendidikan yang kuat dan penguatan potensi ekonomi lokal.

Giat yang dimulai siang hari ini menjadi momentum penting dalam upaya merawat kebinekaan di kalangan pelajar. Para peserta tidak hanya diajak memahami pentingnya moderasi beragama, tetapi juga diarahkan menjadi agen perubahan yang mampu menebarkan toleransi dan kedamaian di lingkungannya masing-masing.

"Semua yang kita bangun hari ini, akan kalian lanjutkan esok hari. Jangan sampai ada yang merusak harmoni yang sudah kita jaga bersama," tandasnya.

Sementara itu, Ketua FKUB Kota Probolinggo Ahmad Hudri, dalam pemaparannya menyampaikan bahwa sarasehan ini merupakan bagian dari program jangka panjang untuk membangun kerukunan melalui pendekatan sistematis, terstruktur, dan masif di berbagai segmen masyarakat.

"Perbedaan bisa membawa kemajuan, tapi juga bisa menjadi konflik jika terus digesek dengan sentimen negatif. Maka, melalui pertemuan seperti ini, kita belajar untuk tidak alergi terhadap perbedaan," jelas Hudri.

Sarasehan ini sendiri, tambahnya, merupakan bagian dari rangkaian program FKUB untuk menyiapkan generasi muda sebagai pelopor kerukunan. Dalam jangka panjang, FKUB menargetkan pembentukan 1.000 hingga 2.500 kader penggerak moderasi beragama dalam lima tahun ke depan, yang akan ditempatkan di berbagai segmen masyarakat.

“Moderasi bukan mencampuradukkan agama, tetapi memberi ruang semua agama untuk hidup damai tanpa saling mengganggu,” ujarnya. (es/pin)

LINK TERKAIT