Lomba Olahraga Tradisional Pelajar Meriahkan Rangkaian Hari Jadi ke - 666 Kota Probolinggo

Olahraga tradisional bukan sekadar permainan, tetapi juga mengandung filosofi kebersamaan, kekompakan, kepemimpinan, hingga kedisiplinan dalam menaati aturan.

KANIGARAN - Gelanggang Olahraga (GOR) Ahmad Yani menjadi pusat kegiatan Lomba Olahraga Tradisional Tingkat SMP/MTs se-Kota Probolinggo Wali Kota Cup 2025, Rabu (24/9) pagi. Sebanyak 34 SMP/MTs Negeri maupun swasta turut berpartisipasi dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 24–25 September 2025.

Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, yang hadir langsung untuk membuka kegiatan tampak berbaur dengan para peserta. Ia menekankan pentingnya melestarikan olahraga tradisional agar dikenal kembali oleh generasi muda.

"Nah ini olah raga kita zaman dulu, yang mungkin adik-adik sudah jarang bahkan tidak mengetahuinya. Maka pada kesempatan ini, Pemkot Probolinggo melalui Dispopar mengadakan lomba olahraga tradisional untuk lebih mengenalkan bahwa tujuan dari kegiatan ini agar masing-masing peserta lomba SMP/MTs se- Kota Probolinggo dapat saling mengenal," ujarnya.

Ia menambahkan, olahraga tradisional bukan sekadar permainan, tetapi juga mengandung filosofi kebersamaan, kekompakan, kepemimpinan, hingga kedisiplinan dalam menaati aturan.

"Olahraga tradisional bukan hanya untuk olahraga tapi juga mengandung filosofi, menumbuhkan kebersamaan, kekompakan, bagaimana kita berkomunikasi antar semua peserta sehingga mampu melatih kepemimpinan, ketertiban, dan bagaimana kita bisa mematuhi aturan permainan," tambahnya.

Uniknya, kegiatan ini sengaja digelar di GOR Ahmad Yani yang kini bukan hanya pusat olahraga, tapi juga sudah menjadi sentra kuliner baru. "Karena ini digelar di GOR Ahmad Yani meramaikan pusat kuliner yang notabene masih baru sehingga masyarakat lebih mengenal. Anak-anak lebih mengenal bahwa di sini selain pusat olahraga juga telah menjadi pusat kuliner,” jelasnya.

Senada dengan wali kota, Kepala Dispopar Kota Probolinggo, Rachmadeta Antariksa, menyebut kegiatan ini menjadi rangkaian peringatan Hari Jadi ke-666 Kota Probolinggo. Ia menegaskan, lomba ini juga upaya melestarikan olahraga tradisional di tengah dominasi gawai dalam kehidupan anak-anak saat ini.

"Lomba olahraga tradisional ini merupakan yang ketiga kalinya digelar, tapi untuk pelajar tingkat SMP/MTs Negeri dan swasta se-Kota Probolinggo baru yang pertama. Ada 3 cabang lomba yaitu terompah panjang, gobak sodor, dan egrang dengan total hadiah Rp15 juta dan trophy. Tujuan kegiatan ini untuk melestarikan olahraga tradisional sehingga adik-adik lebih mengenal karena anak zaman sekarang kebanyakan gadget, sehingga kita perlu review dan terus memperkenalkan olahraga tradisional,” jelasnya.

Dukungan juga datang dari Ketua KORMI Kota Probolinggo, Harry Pramono. Ia menilai lomba ini memberi dampak positif bagi generasi muda.

"Kami sangat bergembira olahraga masyarakat mulai bergerak, egrang, terompah, gobak sodor ini bagus membawa para remaja pada kegiatan positif daripada main gadget terus. Kormi berharap membantu mengembangkan olahraga tradisional seperti daerah lain. Egrang juga bagus, kami akan bekerja sama dengan Dispopar untuk mengembangkan dan nanti ada eksebisi berkelanjutan," katanya.

Salah satu peserta lomba Alfira (13) dari SMPN 7 mengaku senang bisa berpatisipasi. "Senang ada lomba gobak sodor meskipun kami tidak latihan, biasanya ikut lomba 17 an. Tim kami ada 6 orang harapannya bisa menang dan bisa bertemu Bapak Wali Kota," harapnya. (Crl/uby)

LINK TERKAIT